Setelah sempat redup dari pemberitaan media massa, misteri mengenai siapa pelaku penusukan jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Hasian Lumbantoruan Sihombing akhirnya terkuak. Polisi membekuk dua pelaku di kawasan Bekasi. Keduanya adalah pengamen dan dipastikan bukan anggota FPI.
Kepala Satuan Reskrim Polresta Bekasi, Kompol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kedua tersangka bernama Aji Ahmad Faisal (28), warga Kampung Bojong, Rawa Lumbu, Kota Bekasi dan Supriyanto (29), warga Jalan Udayana, Cililitan Besar, Kebon Pala, Jakarta Timur. Dari tangan pelaku polisi mengamankan satu bilah pisau lipat yang digunakan untuk menusuk korban.
Supriyantoditangkap di depan halte UKI, Jakarta Timur, kemudian menyusul Aji ditangkap di dekat markas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
“Mereka ditangkap kemarin sore, Kamis 7 Oktober 2010,” katanya kepada wartawan, Jumat (8/10/2010).
Ade menegaskan bahwa keduanya bukan anggota Front Pembela Islam (FPI). Aji berprofesi sebagai penulis sastra sementara Supriyanto merupakan pengamen puisi yang biasa ngamen di atas kendaraan angkutan umum. “Kedua pelaku bukan anggota FPI,” jelasnya.
Berdasarkan hasil interogasi kedua tersangka, lanjut dia, tersangka Aji yang melakukan penusukan terhadap Hasian dengan menggunakan sebilah pisau lipat. “Pisaunya sudah kami dapatkan sebagai barang bukti, setelah sebelumnya dibuang di sekitar lokasi kejadian oleh tersangka Aji,” katanya.
Dalam pengakuannya kepada polisi, Aji mengaku dirinya tidak bermaksud menusuk Hasian. Dirinya hanya bermaksud menghalangi para jemaat yang akan melakukan aktivitas di Ciketing. Pasalnya, dirinya kesal dengan jemaat HKBP yang bandel terhadap aturan Pemerintah Kota Bekasi. Jemaat HKBP tetap melakukan kebaktian di rumah tinggal komplek PTI, padahal rumah ini telah disegel Pemkot Bekasi dengan alasan menyalahgunakan rumah sebagai gereja. Namun mereka tetap melakukan aktivitas sehingga memancing konflik..
Sementara dari keterangan Supriyanto, dirinya mengaku bahwa perannya hanya ikut serta berada di tengah lokasi kejadian, karena terdorong solidaritas umat Islam dalam menolak gereja HKBP Ciketing. Karena solidaritas itulah, maka Supriyanto sempat membawa Ismail –sudah ditangkap lebih dulu– mengalami luka bocor dikeroyok ratusan jemaat HKBP untuk berobat ke Klinik Ibu dan Anak di Pasar Bantargebang.
“Mereka ikut solidaritas umat Islam dalam menolak HKBP Ciketing,” tambah Ade.
Saat ini, lanjut Ade, kedua tersangka sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan. “Mereka sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya untuk di BAP,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar